Zonasi Wilayah Pesisir Akibat Kenaikan Muka Air Laut

Penulis

  • Andik Isdianto Laboratorium Pemetaan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Jl. Veteran 65145 Malang, Indonesia
  • Wahyudi Citrosiswoyo Bidang Keahlian Rekayasa Pantai Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111
  • Kriyo Sambodho Laboratorium Riset Operasi dan Perancangan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111

DOI:

https://doi.org/10.31815/jp.2014.9.148-157

Kata Kunci:

Pemanasan global, penggunaan lahan, kerentanan wilayah, bencana, Kabupaten Tuban

Abstrak

Isu pemanasan global membawa dampak pada terjadinya kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air laut akan menjadi masalah apabila air laut tersebut telah mencapai daratan dan menimbulkan kerusakan di wilayah pesisir. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis dampak kenaikan muka air laut terhadap penggunaan lahan dan tingkat kerentanan bencana kenaikan muka air laut di wilayah pesisir. Studi kasus dilakukan di wilayah Tuban, Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis, penggunaan lahan di wilayah penelitian pada tahun 2001 hingga 2010, sebagian besar berupa lahan pertanian dan perkebunan, dan sebagian besar dari wilayah permukiman dan perkotaan berada di wilayah pesisir. Kenaikan muka air laut di wilayah penelitian, menyebabkan wilayah dengan potensi tergenang pada tahun 2100 (1.021 mm) seluas 566 ha, sehingga wilayah yang memiliki kerentanan sangat tinggi terhadap bencana kenaikan muka air laut terdapat di wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan pantai. Arahan zonasi penggunaan lahan pada wilayah pesisir terkait dampak kenaikan muka air laut di wilayah pesisir Pantai Utara Kabupaten Tuban terbagi menjadi 3 zonasi umum wilayah pesisir, yaitu : zona pemanfaatan umum, konservasi dan alur pelayaran, dengan penetapan strategi akomodatif dan proteksi yang sistematis.

Referensi

BPPT 2008, IAGI : Tata Ruang Wilayah Pesisir Teluk dan Pantai Perlu Dibenahi. http : //www.coastal-hazard.blogspot.com/ diakses 19 April 2014

Brooks, N., Nicholls, R., Hall., J., 2006. Sea Level Rise : Coastal Impacts and Responses. Berlin : Norwich.

Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, 1987. Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia. Keputusan Menteri PU No. 378/KPTS/1987. Jakarta.

Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2007. Pedoman Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai. Jakarta.

Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. 1993. Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. Peraturan Menteri PU No. 63 Tahun 1993. Jakarta.

Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan. 2004. Pedoman Mitigasi Bencana Alam Di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Jakarta.

Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau kecil Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002. Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. Keputusan Menteri Perikanan dan Kelautan No. KEP. 34/MEN/2002. Jakarta.

Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil, 2010. Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil RZWP3K Kab/Kota. Jakarta.

Fahruri, S., 2007. Studi Tata Guna Lahan Kawasan Pesisir Teluk Prigi-Trenggalek Berbasis Indeks Kerentanan Bencana. Tesis Magister Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

Gao, S., and Collins, M.B., 1995. On The Physical Aspects Of The 'Design With Nature' Principle In Coastal Management. Jurnal Ocean & Coastal Management, Vol. 26, No. 2, pp. 163-175.

Gornitz,V., T.W. Beaty, R.C. Daniels, 1997. A Coastal Hazards Database of The U.S. Westcost. Tennesse.

Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tuban Tahun 2009 – 2029. Tuban.

Lembaga Presiden. 1990. Pengelolaan Kawasan Lindung. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990. Jakarta.

Manurung, Parluhutan. 2008. Ancaman Global Warming Kian Nyata. Artikel Iptek pada Kementerian Riset dan Teknologi. http : // www.ristek.go.id/ diakses 11 April 2014

Miladan, Nur 2009. Kajian Kerentanan Wilayah Pesisir Kota Semarang Terhadap Perubahan Iklim. Tesis Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro. Semarang.

Nurmaulia, S.L., Prijatna, K., Darmawan, D., Sarsito, D.A., 2005. Studi Awal Perubahan Kedudukan Muka Laut (Sea Level Change) Di Perairan Indonesia Berdasarkan Data Satelit Altimetri Topex (1992-2002), Jurnal Ilmiah Geomatika. Vol.11 No.2, Des 2005.

Suprijanto, Iwan., 2005. Karakteristik Spesifik, Permasalahan Dan Potensi Pengembangan Kawasan Kota Tepi Laut/Pantai (Coastal City) Di Indonesia. Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global.

Susandi, A., Herlianti, I., Tamamadin, M,. 2008. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketinggian Muka Laut Di Wilayah Banjarmasin. http : //armisusandi.com (diakses 15 April 2014)

Sutrisno, D., Pariwono, J., Rais, J., Kusumastanto, T., 2005. Dampak Kenaikan Muka Laut Pada Pengelolaan Delta : Studi Kasus Penggunaan Lahan Tambak Di Pulau Muaraulu Delta Mahakam, Jurnal Ilmiah Geomatika. Vol. 11 No. 1, September 2005

Undang-Undang RI No. 27 Tahun 2007, Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta

Yanuar, Yan Yan., 2008. Studi Kerentanan Bencana Alam Wilayah Pesisir Pantai Barat Kabupaten Serang Provinsi Banten Berbasis Sistem Informasi Geografis. Tesis Magister Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya

Unduhan

Diterbitkan

11/01/2014

Cara Mengutip

Isdianto, A., Citrosiswoyo, W., & Sambodho, K. (2014). Zonasi Wilayah Pesisir Akibat Kenaikan Muka Air Laut. Jurnal Permukiman, 9(3), 148–157. https://doi.org/10.31815/jp.2014.9.148-157

Terbitan

Bagian

Terbitan Terdahuklu