Metoda Penerapan Zero Run Off pada Bangunan Gedung dan Persilnya untuk Peningkatan Panen Air Hujan dan Penurunan Puncak Banjir

Penulis

  • Sarbidi Sarbidi Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jl. Panyawungan, Cileunyi Wetan-Kabupaten Bandung 40393

DOI:

https://doi.org/10.31815/jp.2015.10.106-117

Kata Kunci:

Bangunan dan persil, intensitas hujan, input, output, panen, zero run off

Abstrak

Bangunan dan persilnya, terutama yang atapnya luas berpotensi menghasilkan air baku, air hujan yang besar dan memicu genangan air (banjir) pada waktu musim hujan. Oleh karena itu, tata air hujan zero run off (ZRO) perlu diterapkan pada bangunan dan persilnya serta diperlukan metoda penerapannya. Tahun 2011 – 2013 telah diteliti dan diterapkan drainase kawasan berwawasan lingkungan dengan sistem tampung, resapan, manfaat dan alirkan (TRMA) kelebihan air hujan ke luar kawasan. Kajian ini dimaksudkan untuk mendapatkan metoda ZRO pada bangunan dan persilnya. Metode kajian mencakup analisis data hidrologi dan hidrolika menggunakan data pustaka dan data hasil kajian yang telah ada, diskusi dengan pakar, pembahasan dan perumusan. Hasil kajian menunjukkan dengan luas atap bangunan 714 m2 diperoleh hasil : (1) metode zero run off merupakan integrasi antara intensitas hujan (I), sarana tampung (T), seperti subreservoir dan kolam retensi, resapan (R), seperti sumur resapan, manfaat (M), aliran (A) air kelebihan limpasan ke luar kawasan atau persil serta operasi dan perawatan. (2) ZRO adalah fungsi (I, T, R, M, A); (3) dipanen air hujan ± 2.382,8 m3/tahun, volume limpasan (input) dapat ditahan hingga 100% dan volume limpasan mengalir ke luar (output) sebesar nol persen atau maksimum 3%, sehingga efektif untuk peningkatan panen air hujan dan penurunan atau pengendalian puncak banjir atau air genangan.

Referensi

CIDA. 1994. Urban Drainage Guidelines and Technical Design Standards.

Dit. PLP, DJCK. 2011. Pedoman Penyusunan Master Plan Drainase Perkotaan. Dit. PLP, Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.

Imam Subarkah. 1980. Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air.

I Made Kamiana. 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Cetakan Pertama. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana tata ruang dan wilayah nasional.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang. Kementerian Pekerjaan Umum.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2014 tentang Pengelolaan air hujan pada bangunan gedung dan persilnya. Kementerian Pekerjaan Umum.

Pusat Litbang Permukiman (Tim Pelaksana). 2011. Penyusunan Kriteria Teknis Desain Subreservoir Air Hujan Pada RTH Untuk Drainase Berwawasan Lingkungan. Laporan Akhir. Satker Pusat Litbang Permukiman, Bandung, Desember 2011.

Pusat Litbang Permukiman (Tim Pelaksana). 2012. Pengembangan Sistem Drainase Permukiman Perkotaan Ramah Lingkungan, Laporan Akhir. Satker Pusat Litbang Permukiman, Bandung. Desember 2012.

Pusat Litbang Permukiman (Tim Pelaksana). 2013. Penerapan Sistem Drainase Dan Sanitasi Lingkungan - Penerapan Subreservoir, Sanitasi Dan Sumur Resapan. Laporan Akhir. Satker Pusat Litbang Permukiman, Bandung. Desember 2013.

Pusat Litbang Permukiman (Tim Pelaksana). 2014. Tata Cara Perencanaan Tata Air Hujan Kawasan Untuk Zero Run off (R0). Satker Pusat Litbang Permukiman, Bandung. Desember 2014.

Pt.T-15-2000-C. (2000). Penerapan Drainase Berwawasan Lingkungan Di Kawasan Permukiman. Departemen Pekerjaan Umum.

Pd.T-02-2006-B. (2006). Perencanaan Sistem Drainase Jalan. Departemen Pekerjaan Umum.

Ryan Fleming, PE, LEED AP/rfleming@eorinc.com, Carl Almer/calmer@eorinc.com. (2012). Is “Zero Runoff” a Realistic Goal in Urban Areas?. Emmons & Olivier Resources, Inc. (EOR)/ www.eorinc.com. WEFTEC Oct. 5-9, 2012 : Chicago, Illinois.

Sarbidi. (2012). Kajian Subreservoir Air Hujan Pada Ruang Terbuka Hijau Dalam Mereduksi Genangan Air (Banjir). Jurnal Permukiman Vol. 7 No. 3 November 2012. ISSN : 1907-4352.

Sarbidi. (2013). Aplikasi Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan Zero Run Off Pada Kawasan Permukiman. Jurnal Permukiman Vol. 8 No. 3 November 2013. ISSN : 1907-4352.

S, Hindarko. (2000). Drainase Perkotaan - Seri Lingkungan Hidup. Edisi-kedua. Penerbit ESHA Jakarta 2000.

Suyono Sosrodarsono, Kensaku Takeda. (1993). Hidrologi Untuk Pengairan. Cetakan ke-7. Penerbit PT. Pradnya Paramita. Jakarta 1993.

Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Edisi-kesatu, Penerbit ANDI Yogyakarta, 2004

SNI 03–3424–1994. (1994). Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan. Badan Standar Nasional.

SNI 03–2453–2002. (2002). Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Badan Standar Nasional.

SNI 03–7065–2005. (2005). Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing. Badan Standar Nasional.

SNI 3981 :2008. (2008). Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat. Badan Standar Nasional.

Ven Te Chow. (1959). Hidrolika Saluran Terbuka. Terjemahan. Penerbit Erlangga, Jakarta 1985.

Wegelin, M. (1986). Horizontal Flow Roughing Filtration. A Design, Contruction and Operation Manual. IRCWD, Switzerland, 1986

Unduhan

Diterbitkan

11/15/2015

Cara Mengutip

Sarbidi, S. (2015). Metoda Penerapan Zero Run Off pada Bangunan Gedung dan Persilnya untuk Peningkatan Panen Air Hujan dan Penurunan Puncak Banjir. Jurnal Permukiman, 10(2), 106–117. https://doi.org/10.31815/jp.2015.10.106-117

Terbitan

Bagian

Artikel