Pola Ruang Area Pelayanan Sekolah Dasar di Kota Cimahi
DOI:
https://doi.org/10.31815/jp.2013.8.69-77Kata Kunci:
Sekolah Dasar, area pelayanan, penduduk pendukung, analisis spasial, Kota CimahiAbstrak
Dunia pendidikan masih menghadapi tantangan-tantangan yang cukup mendasar, salah satunya adalah perluasan dan pemerataan akses lokasi sekolah yang tercantum dalam misi pendidikan nasional yaitu mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia. Pelayanan pendidikan dasar, umumnya di Sekolah Dasar (SD), diberikan untuk anak berumur 7 hingga 12 tahun. Penyediaan SD diatur oleh Pemerintah Daerah. Pada tahun 2000 – 2009, Kota Cimahi mengalami penurunan jumlah SD. Penurunan jumlah ini tidak serta merta dapat dirujuk sebagai penurunan pemerataan akses ke lokasi SD. Pemerataan akses merupakan kemudahan penduduk menjangkau lokasi SD terdekat. Oleh karena itu tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola ruang dari 71 area pelayanan Sekolah Dasar di Kota Cimahi. Analisis spasial dilakukan untuk mengetahui distribusi penduduk, serta jarak dan area pelayanan masing-masing lokasi SD. Radius pelayanan satu SD yang digunakan adalah 1.000 m dengan jumlah penduduk pendukung 2.500 jiwa. Hasil analisis menunjukkan bahwa akses menuju lokasi SD di Kota Cimahi terjangkau dari di seluruh kota, dimana 96,9% area berjarak ≤ 1.000 m menuju lokasi SD terdekat. Hasil simulasi jumlah penduduk pendukung eksisting dan jumlah SD eksisting per area pelayanan masing-masing lokasi SD, memperlihatkan lokasi SD yang mengalami kelebihan dan kekurangan jumlah. Terdapat 53 lokasi SD yang undersupply, artinya jumlah SD yang dibutuhkan lebih banyak dari pada jumlah SD eksisting. Terdapat 18 lokasi SD yang oversupply, artinya jumlah SD yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada jumlah SD eksisting. SD yang oversupply cenderung berada dekat dengan SD lainnya. Jika Pemerintah Kota Cimahi ingin penyediaan SD yang lebih efisien secara lokasi dan jumlah, maka tulisan ini menyarankan untuk adanya penambahan dan penggabungan SD di beberapa lokasi.Referensi
Andryana, Septy. 2009. Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Sekolah Dasar di Kota Depok Menggunakan Metode Proses Analisa Bertingkat. Jurnal Basis Data. ICT Research Center UNAS.
Bappeda Kota Cimahi. 2003. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cimahi 2003-20013.
Bertaud, A. The Spatial Structure of Cities: International Examples of the interaction of government, topography and markets. http ://alain-bertaud. com. (Diakses 10 September, 2011).
BPS Kota Cimahi. 2010. Kota Cimahi dalam Angka 2010. Cimahi: Badan Pusat Statistik Kota Cimahi
Dewi M.E., Ketut dan Pradono. 2009. Wacana Sustainable Urban Form Di Indonesia : Aksesibilitas Lokal dan Perilaku Perjalanan Menuju Fasilitas Sekolah Dasar. Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya.
Drezner, Zvi dan Lamarcher, Horst W. 2001. Facility Location : Application and Theory. Berlin : Springer.
Hodgart, R. L. 1978. Optimizing Access to Public Services : A Review of Problems, Models and Methods of Locating Central facilities. Progress in Human Geography.
Maryati, Sri. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan, Kesehatan, dan Perdagangan. Makalah Diskusi Teknis. Bandung: Pusat Litbang Permukiman.