Kenyamanan Termal pada Ruang Iklim di Dua Daerah dengan Karakteristik Iklim yang Berbeda Studi Kasus : Malang dan Surabaya
DOI:
https://doi.org/10.31815/jp.2014.9.28-40Kata Kunci:
Respon termal, ruang iklim, suhu netral, keterterimaan termal, suhu preferensiAbstrak
Penelitian kenyamanan termal perlu banyak dilakukan di Indonesia, karena Indonesia berada di daerah tropis dan wilayah yang luas memiliki corak iklim yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang lain. Penelitian ini bertujuan mendapatkan tingkat kenyamanan termal di Indonesia dengan metode penelitian laboratorium (ruang iklim) pada dua kota dengan iklim lokal yang berbeda, yaitu Kota Surabaya dan Malang. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi data penelitian kenyamanan termal sebelumnya di Indonesia. Dengan penelitian laboratorium, data respon termal diperoleh dengan menggunakan kuesioner tentang respon termal. Ruang iklim dirancang khusus dengan mengendalikan suhu udara dan kecepatan angin. Suhu udara di Malang diatur pada suhu udara 23,0–28,0 °C, sedangkan di Surabaya diatur pada suhu udara 28,0–31,0 °C. Sementara itu, kecepatan angin di kedua kota diatur pada 0 m/s, 0,3 m/s, 0,4 m/s, 0,8m/s, dan khusus di Surabaya ditambah dengan kecepatan angin 1,0 m/s. Kuesioner meliputi tiga aspek, yaiturespon termal, keterterimaan termal, dan preferensi termal. Penelitian melibatkan total 41 responden dari Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya Malang dan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Analisis statistik yang meliputi analisis statistik deskriptif, regresi linier, serta regresi (binary logistic) digunakan untuk menganalisis data respon termal. Dari 454 respon termal, diperoleh suhu netral dan keterterimaan termal di kedua kota tersebut, sementara suhu preferensi memiliki korelasi yang tidak signifikan.
Â
Referensi
Alfata, M.N. 2011. Studi kenyamanan termal adaptif pada rumah tinggal di Kota Malang, Studi Kasus : Perumahan Sawojajar 1–Kota Malang. Jurnal Permukiman Vol 6(1).
ANSI/ASHRAE. 2004, ASHRAE-55 Standard Thermal Environmental Conditions for Human Occupancy, ASHRAE, USA
ASHRAE. 2001. ASHRAE Handbook of Fundamental. Atalanta: ASHRAE Inc.
Badan Pusat Statistik. 2011. Kota Surabaya Dalam Angka 2011. Diunduh dari www.surabaya.go.id tanggal 14 Maret 2014
Badan Pusat Statistik. 2013. Kota Malang Dalam Angka 2013. Diunduh dari www.malangkota.bps.go.id tanggal 14 Maret 2014
Candido, C., de Dear, R., Lamberts, R., dan Bittencourt, L. 2010. Air movement acceptability limits and thermal comfort in Brazil’s hot-humid climate zone. Building and
Environment Vol 45(2010),222-229 Chuan, T.K., Hartono, M., dan Kumar, N. 2010.
Anthropometry of the Singaporean and Indonesian populations. International Journal of Industrial Ergonomics Vol 40(2010), 757- 766.
de Dear, R., Brager, G., dan Cooper, D. 1997. Developing an Adaptive Model of Thermal Comfort and Preference, Final Report ASHRAE RP-884. Center for Environmental Design Research, University of Carolina. USA : Berkeley, CA
Feriadi, H., dan Wong, N. H. 2004. Thermal comfort for naturally ventilated houses in Indonesia. Energy and BuildingsVol 36(2004), 614-626.
Hariyanto, A. D. 2005. Thermal comfort study of an air-conditioned design studio in tropical Surabaya. Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 33(1), 76 – 86.
Hussein, I., dan Rahman, M. H. 2009. Field study on thermal comfort in Malaysia. European Journal of Scientific Research Vol. 37(1), 134-152
ISO. 2005. ISO 7730-2005(E) Ergonomics of the Thermal Environment –Analytical Determinati- on and Interpretation of Thermal Comfort Using Calculation of the PMV and PPD Indices and Local Thermal Comfort Criteria. Switzerland : International Standard Organization.
Karyono, T. H. 2008. Bandung thermal comfort study : assessing the applicability of an
adaptive model in Indonesia. Architectural Science Review Vol 51(1).
Karyono, T. H. 2000. Report on thermal comfort and building energy studies in Jakarta Indonesia. Building and Environment 35(2000). 77-90.
Karyono, T.H. 1996a. Thermal Comfort in the Tropical South East Asia Region. Architectural Science Review Vol 39 (3).
Karyono, T. H. 1996b. Discrepancy between actual and predicted thermal votes of Indonesian worker in Jakarta, Indonesia, The International Journal of Ambient Energy Vol. 17(2), 95 – 100
Munir, A., Sofyan, Muslimsyah. 2011. Thermal comfort in naturally ventilated and air conditioned room : A comparation between PMV and actual vote. Proceedings of The 12th International Conference on Sustainable Environment and Architecture (SENVAR). Malang : University of Brawijaya.
Ong, B.L. 2003. From Homogenity to Heterogenity. Naturally Ventilated Buildings : Buildings for the Senses, the Economy and Society. Edited by Derek Clements-Croome. E&FN Spon.
Orosa, J. A., dan Oliveira, A. C. 2011. A new thermal comfort approach comparing adaptive and PMV models. Renewable Energy 36 (2011), 951-956.
Pusat Litbang Permukiman. 2010. Penelitian dan Pengembangan Kriteria Perencanaan dan Perancangan Arsitektur, Struktur dan Utilitas, Subkegiatan : Kajian Tingkat Kenyamanan Termal Hunian. Laporan Akhir. Bandung : Pusat Litbang Permukiman.
Pusat Litbang Permukiman. 2011. Penyusunan Konsep Pedoman Perencanaan dan Perancangan Kenyamanan Gerak dan Termal Bangunan Hunian. Laporan Akhir. Bandung : Pusat Litbang Permukiman.
Sujatmiko, W. 2008. Studi Kenyamanan Termal Adaptif pada Bangunan Gedung Berventilasi Alami di Indonesia. Tesis. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Zhang, Y., Wang, J., Chen, H., Zhang, J., dan Meng, Q. 2010. Thermal Comfort in Naturally Ventilated Building in Hot Humid Area of China. Building and Environment Vol. 45(2010), 2562-2570.