Penurunan Kadar Total Suspended Solid (TSS) Air Limbah Pabrik Tahu dengan Metode Fitoremediasi
DOI:
https://doi.org/10.31815/jp.2017.12.25-32Kata Kunci:
Fitoremediasi, tanaman air Hydrilla, TSS, air limbah, pabrik tahuAbstrak
Salah satu karakteristik air limbah industri tahu adalah kandungan bahan organik yang ditandai dengan tingginya kadar TSS. Tanaman air mempunyai kemampuan menyaring bahan-bahan yang larut dalam air limbah sehingga potensial untuk pengolahan air limbah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi waktu kontak proses fitoremediasi menggunakan tanaman hydrilla terhadap penurunan kadar TSS air limbah pabrik tahu. Hipotesis penelitian yaitu semakin lama waktu kontak antara air limbah dengan tanaman air semakin besar penurunan kadar TSS. Populasi seluruh air limbah diambil dari pabrik tahu Cibuntu Kota Bandung, sedangkan sampel air limbah pabrik tahu diambil dari populasi, dengan teknik pengambilan sampel sesaat. Jenis penelitian eksperimen adalah rancangan Pretest-Postest dengan kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemeriksaan laboratorium. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji anova. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kadar TSS, rata-rata persentase penurunan kadar TSSuntuk waktu kontak 2 hari 47,43 %, untuk waktu kontak 4 hari sebesar 74,85 %, dan untuk waktu kontak 6 hari sebesar 80,63 %. Dari hasil uji anova diperoleh nilai p sebesar 0,002, lebih kecil dari 0,05 (α 5%). Terdapat pengaruh yang bermakna antara variasi waktu kontak tanaman air hydrilla terhadap penurunan kadar TSS air limbah pabrik tahu.Â
Referensi
Artiyani, Anis. 2014. “Penurunan Kadar N-Total dan P-Total Pada Limbah Cair Tahu dengan Metode Fitoremediasi Aliran Batch dan Kontinyu Menggunakan Tanaman Hydrilla Verticillata.†Jurnal Teknik Sipil Dan Perencanaan 9 (18): 9–14.
Darsono, V. 2007. “Pengolahan Limbah Cair Tahu Secara Anaerob Dan Aerob.†Jurnal Teknologi Industri 11 (1): 9–20.
Fachrurozi, M, Listiatie Budi Utami, dan Dyah Suryani. 2010. “Pengaruh Variasi Biomassa Pistia stratiotes L. terhadap Penurunan Kadar BOD, COD, dan TSS Limbah Cair Tahu di Dusun Klero Sleman Yogyakarta.†Jurnal Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health) 4 (1). 1-75
Hidayati, Nuril. 2005. “Fitoremediasi dan potensi tumbuhan hiperakumulator.†Hayati Journal of Biosciences 12 (1). Elsevier: 35–40.
Indah, Lutfiana Sari, Boedi Hendrarto, dan Prijadi Soedarsono. 2014. “Kemampuan Eceng Gondok (Eichhornia sp.), Kangkung Air (Ipomoea sp.), dan Kayu Apu (Pistia sp.) dalam Menurunkan Bahan Organik Limbah Industri Tahu (Skala Laboratorium).†Diponegoro Journal of Maquares 3 (1): 1–6.
Khiatuddin, Maulida. 2003. Melestarikan Sumber Daya Air dengan Teknologi Rawa buatan. Gadjah Mada University Press.
Mangkoedihardjo, Sarwoko. 2010. Fitoteknologi Terapan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Reed, Sherwood C., Ronald W. Crites, dan E. Joe Middlebrooks. 1988. Natural Systems for Waste Management and Treatment. New York: Mc. Graw Hill Book Company.
Siregar, Ulfah J, dan Chairil Anwar Siregar. 2010. Fitoremediasi: Prinsip dan Prakteknya dalam Restorasi Lahan Paska Tambang di Indonesia. Seameo Biotrop, Jakarta: Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology.
Soemirat, Juli. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sunanisari. 2008. “Kemampuan Teratai (Nymphaea Sp) dan Ganggeng (Hydrilla verticillata) dalam Menurunkan Kadar Nitrogen dan Phosphor Air Limbah Pencucian Laboratorium Analisis Kimia.†Jurnal Limnotek 15 (1): 1–9.
Yusuf, Guntur. 2008. “Bioremediasi Limbah Rumah Tangga dengan Sistem Simulasi Tanaman Air.†Jurnal Bumi Lestari 8 (2). 136-144.