Karakteristik Limbah Pengawet Boron dan CCB Dalam Proses Pengawetan Bambu Petung dan Gewang Serta Alternatif Pengelolaannya

Penulis

  • Made Widiadnyana Wardiha Balai Litbang Perumahan Wilayah II Denpasar, Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jl. Danau Tamblingan No. 49 Sanur - Denpasar
  • I Ketut Yogi Pradnyana Dibya Balai Litbang Perumahan Wilayah II Denpasar, Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jl. Danau Tamblingan No. 49 Sanur - Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.31815/jp.2017.12.64-69

Kata Kunci:

Limbah pengawet, Boron, Copper-Chrome-Boron, baku mutu, pengelolaan

Abstrak

Bambu laminasi dan gewang laminasi merupakan salah satu produk bahan bangunan pengganti kayu. Dalam pemanfaatannya sebagai pengganti kayu, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah ketahanan terhadap faktor luar. Upaya untuk meningkatkan ketahanan terhadap faktor luar adalah pengawetan. Bahan pengawet yang sering digunakan adalah boron dan CCB (copper, chrome, boron) dan diawetkan dengan metode perendaman dingin. Kendala yang dihadapi dalam proses pengawetan ini adalah adanya limbah bahan pengawet yang tersisa yang perlu dikelola. Namun, agar bisa diketahui alternatif pengelolaannya, perlu diketahui karakteristik limbahnya terlebih dahulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik limbah pengawet boron dan CCB dan menganalisa alternatif pengelolaannya. Pengumpulan data karakteristik limbah dilakukan dengan pengujian laboratorium. Data karakteristik direkapitulasi dan dibandingkan dengan baku mutu air limbah berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010. Analisis alternatif pengelolaannya dilakukan dengan kajian referensi hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hasil yang diperoleh yaitu: 1) limbah pengawet boron dan CCB tidak memenuhi baku mutu air limbah, dan kandungan pencemar pada limbah CCB lebih tinggi daripada boron; 2) Pengolahan limbah pengawet boron dapat dilakukan dengan pengolahan alami. Sedangkan limbah pengawet CCB perlu dilakukan pengolahan secara fisika dan kimia.

 Kata Kunci: limbah pengawet, boron, CCB, baku mutu, pengelolaan

Referensi

Abdurrohim, S. 2008. “Penggunaan Bahan Pengawet Kayu Di Indonesia.” Buletin Hasil Hutan 14 (2): 107–15.

Abdurrohim, S. 1996. “Pengawetan Lima Jenis Kayu Secara Pelaburan Memakai Dua Jenis Bahan Pengawet.” Buletin Penelitian Hasil Hutan 14 (5): 204–10.

Barly, Neo Endra Lelana, dan Agus Ismanto. 2010. “Keefektifan Campuran Garam Tembaga-Khromium-Boron Terhadap Rayap Dan Jamur Perusak Kayu.” Jurnal Penelitian Hasil Hutan 28 (3): 222–30.

Budiana, I B Gede Putra, dan Yosafat Aji Pranata. 2013. “Pemodelan Metode Elemen Hingga Nonlinier Dinding Panel Gewang Laminasi 2D Terhadap Beban Lateral (192S).” In Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7), 209–17.

Djohan. 2016. “Akumulasi dan Toksisitas Effluen yang Mengandung Kromium pada Ikan Gupi (Poecilia reticulata).” Journal of Biota 14 (1).

Hunt, George M, dan G A Garrat. 1986. Pengawetan Kayu. Diedit oleh M. Jusuf. Akademika Pressindo, Edisi Pertama. Jakarta.

Keputusan Kepala Bapeddal No. 3. 1995. Kep_03/ Bappedal/ 09/1995 Tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Lelana, Neo Endra, Barly, dan Agus Ismanto. 2011. “Toksisitas Bahan Pengawet Boron-Kromium Terhadap Serangga dan Jamur Pelapuk Kayu.” Jurnal Penelitian Hasil Hutan 29 (2): 142–54.

Moore, James W. 1991. “Arsenic.” In Inorganic Contaminants of Surface Water, 20–33. Springer.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5. 2014. Tentang Baku Mutu Air Limbah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 101. 2014. Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.

Rokhmah, Fatkhiyatur. 2008. “Pengaruh Toksisitas Cu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi (Oryza sativa L.) Serta Upaya Perbaikannya dengan Pupuk Penawar Racun.” Institut Pertanian Bogor.

Samudro, Ganjar, dan Sarwoko Mangkoedihardjo. 2010. “Review on BOD, COD and BOD/COD Ratio: A Triangle Zone for Toxic, Biodegradable and Stable Levels.” International Journal of Academic Research 2 (4): 235–39.

Yamauchi, Shigeru, Yoichi Sakai, Yasuo Watanabe, Michael Kenya Kubo, dan Hideaki Matsue. 2007. “Distribution Boron in Wood Treated with Aqueous and Methanolic Boron Acid Solutions.” Journal of Wood Science 53 (4). Springer: 324–31.

Yuzelma, Adrianto Ahmad, dan Novrizal. 2013. “Kajian Toksisitas Limbah Biosludge Yang Berasal Dari IPAL Industri Pulp Dan Kertas Dengan Metode Toxicity Characteristic Leaching Procedure.” Jurnal Ilmu Lingkungan 7 (1): 60–67.

Unduhan

Diterbitkan

11/17/2017

Cara Mengutip

Wardiha, M. W., & Pradnyana Dibya, I. K. Y. (2017). Karakteristik Limbah Pengawet Boron dan CCB Dalam Proses Pengawetan Bambu Petung dan Gewang Serta Alternatif Pengelolaannya. Jurnal Permukiman, 12(2), 64–69. https://doi.org/10.31815/jp.2017.12.64-69

Terbitan

Bagian

Artikel