Persepsi Pemukim terhadap Kualitas Lingkungan di Permukiman Kumuh Tepian Sungai Musi, Palembang

Penulis

  • Maya Fitri Oktarini Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Jalan Palembang Inderalaya km 35 Ogan Ilir
  • Tutur Lussetyowati Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Jalan Palembang Inderalaya km 35 Ogan Ilir
  • Primadella Primadella Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Jalan Palembang Inderalaya km 35 Ogan Ilir

DOI:

https://doi.org/10.31815/jp.2022.17.85-92

Kata Kunci:

Permukiman kumuh perkotaan, kualitas hidup, permukiman tepian sungai, perbaikan kampung, persepsi pemukim

Abstrak

Permukiman kumuh tepi sungai memiliki kualitas konstruksi bangunan dan lingkungan yang buruk akibat banjir pasang surut, sampah yang terbawa aliran sungai, dan bau genangan air limbah. Penghuni seharusnya tidak nyaman tinggal di lingkungan itu, tetapi penghuni memiliki persepsi yang berbeda tentang kenyamanan lingkungan. Memahami persepsi warga merupakan bagian penting dari pertimbangan perencanaan dan intervensi untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh. Penelitian ini mengkaji persepsi warga terhadap kenyamanan lingkungan di empat permukiman kumuh di bantaran Sungai Musi, Palembang. Keempat lokasi penelitian memiliki kepadatan yang berbeda. Di setiap lokasi penelitian mengambil data dari 75 responden secara acak. Pengumpulan data meliputi biodata penduduk, tingkat kenyamanan dan keinginan untuk pindah. Selain data tersebut, kuesioner juga menanyakan tentang kegiatan yang berkaitan dengan sungai dan pengelolaan sampah serta kelengkapan tangki air limbah kakus di dalam rumah. Data diolah dengan analisis distribusi dan analysis of variance (ANOVA) yang menunjukkan perbedaan persepsi yang signifikan antara keempat lokasi. Persepsi tidak banyak dipengaruhi oleh kepadatan dan kedekatan dari tepi air. Warga juga tidak direpotkan dengan banjir yang menggenangi pemukiman mereka melainkan oleh bau dan kotor. Oleh karena itu, pembangunan tanggul sungai untuk pengendalian banjir tidak boleh menjadi prioritas dalam meningkatkan kualitas permukiman bantaran sungai. Perbaikan harus ditujukan untuk mengatasi masalah bau dan sampah yang mengganggu kenyamanan penghuni.

Referensi

Chan, Siu Ming, dan Hung Wong. 2022. “Housing and Subjective Well-Being in Hong Kong: A Structural Equation Model.” Applied Research in Quality of Life 17 (3): 1745–66. https://doi.org/10.1007/s11482-021-10000-4.

El Din, Hamam Serag, Ahmed Shalaby, Hend Elsayed Farouh, dan Sarah A Elariane. 2013. “Principles of urban quality of life for a neighborhood.” HBRC journal 9 (1): 86–92.

Galiani, Sebastian, Paul J Gertler, dan Raimundo Undurraga. 2018. “The half-life of happiness: Hedonic adaptation in the subjective well-being of poor slum dwellers to the satisfaction of basic housing needs.” Journal of the European Economic Association 16 (4): 1189–1233.

Gutberlet, Jutta, Jaan-Henrik Kain, Belinda Nyakinya, Michael Oloko, Patrik Zapata, dan María José Zapata Campos. 2017. “Bridging Weak Links of Solid Waste Management in Informal Settlements.” The Journal of Environment & Development 26 (1): 106–31. https://doi.org/10.1177/1070496516672263.

Hill, Robert J., dan Radoslaw Trojanek. 2022. “An evaluation of competing methods for constructing house price indexes: The case of Warsaw.” Land Use Policy 120: 106226.

Liu, Yuqi, Fulong Wu, Ye Liu, dan Zhigang Li. 2017. “Changing neighbourhood cohesion under the impact of urban redevelopment: A case study of Guangzhou, China.” Urban Geography 38 (2): 266–90.

Menatti, Laura, Mikel Subiza-Pérez, Arturo Villalpando-Flores, Laura Vozmediano, dan César San Juan. 2019. “Place Attachment and Identification as Predictors of Expected Landscape Restorativeness.” Journal of Environmental Psychology 63 (Juni): 36–43. https://doi.org/10.1016/j.jenvp.2019.03.005.

Oktarini, Maya Fitri, Tutur Lussetyowati, Ahmad Siroj, Alif Sirajuddin Bahri, dan Tiara Effendi. 2022. “Modifikasi Desain Bangunan untuk Penanggulangan Sampah di Permukiman Lahan Basah Tepian Sungai.” Jurnal Arsitektur ARCADE 6 (1): 82–89.

Pedro, Alexandra Aguiar, dan Alfredo Pereira Queiroz. 2019. “Slum: Comparing municipal and census basemaps.” Habitat International 83: 30–40.

Purwanto, Edi, Agung Sugiri, dan Rony Novian. 2017. “Determined slum upgrading: A challenge to participatory planning in Nanga Bulik, Central Kalimantan, Indonesia.” Sustainability 9 (7): 1261.

Quattri, Maria, dan Kevin Watkins. 2019. “Child labour and education–A survey of slum settlements in Dhaka (Bangladesh).” World Development Perspectives 13: 50–66.

Shahraki, Saeed Zanganeh, Ali Hosseini, David Sauri, dan Fatema Hussaini. 2020. “Fringe More than Context: Perceived Quality of Life in Informal Settlements in a Developing Country: The Case of Kabul, Afghanistan.” Sustainable Cities and Society 63 (Desember): 102494. https://doi.org/10.1016/j.scs.2020.102494.

Simiyu, Sheillah, Sandy Cairncross, dan Mark Swilling. 2019. “Understanding living conditions and deprivation in informal settlements of Kisumu, Kenya.” Dalam Urban Forum, 30:223–41. Springer.

Vollmer, Derek, dan Adrienne Grêt-Regamey. 2013. “Rivers as Municipal Infrastructure: Demand for Environmental Services in Informal Settlements along an Indonesian River.” Global Environmental Change 23 (6): 1542–55. https://doi.org/10.1016/j.gloenvcha.2013.10.001.

Zebardast, Esfandiar, dan Homayoon Nooraie. 2018. “Investigating the relationship between housing satisfaction and quality of life in the decayed historic areas of Isfahan using path diagram.” Indoor and Built Environment 27 (5): 645–57.

Unduhan

Diterbitkan

11/01/2022

Cara Mengutip

Oktarini, M. F., Lussetyowati, T., & Primadella, P. (2022). Persepsi Pemukim terhadap Kualitas Lingkungan di Permukiman Kumuh Tepian Sungai Musi, Palembang. Jurnal Permukiman, 17(2), 85–92. https://doi.org/10.31815/jp.2022.17.85-92

Terbitan

Bagian

Artikel