Pemahaman Masyarakat Mengenai Bencana Di Lingkungan Kampung Kota Di Yogyakarta

Penulis

  • Imelda Irmawati Damanik Departemen Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Prodi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, UKDW, Yogyakarta
  • Bakti Setiawan Departemen Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Bulak Sumur Yogyakarta
  • Muhammad Sani Roychansyah Departemen Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Bulak Sumur Yogyakarta
  • Sunyoto Usman Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Bulak Sumur Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.31815/jp.2019.14.35-44

Kata Kunci:

bencana, kampung kota, masyarakat, perencanaan wilayah, Yogyakarta

Abstrak

Kampung kota merupakan bagian kota di Indonesia yang tumbuh spontan dan organik. Fungsi utamanya adalah permukiman, yang tumbuh mengisi ruang-ruang kota secara informal dari pusat hingga ke wilayah tepi kota. Namun istilah kampung tidak hanya memberikan gambaran mengenai permukiman, tetapi ikut di dalamnya serangkaian simbol-simbol yang menggambarkan kemiskinan, kepadatan, kekumuhan dan keterbatasan. Kondisi kampung kota yang erat dengan kemiskinan, kepadatan, kekumuhan dan keterbatasan infrastruktur menjadi aspek yang membentuk kerentanan pada kota, sebab kemungkinan jika terjadi bencana, maka kerugian yang kemungkinan terjadi lebih besar jika penduduknya kurang memahami kebencanaan dan tinggal di kondisi lingkungan padat. Namun dalam kenyataannya, kampung kota tumbuh dari waktu ke waktu dan tetap bertahan dari bencana yang terjadi hingga. Hal ini menjadi menarik karena di tengah kekurangan dan keterbatasan, kampung kota memiliki daya tahan tersendiri. Kemampuan untuk bertahan ini merupakan bagian dari ketangguhan kota. Hal ini harus digali lebih dalam lagi karena kampung kota adalah elemen pembentuk kota Yogyakarta dan  menjadi perhatian semua pihak, terlebih pada proses perencanaan wilayah dan pelaksanaan pembangunan kota. Penelitian ini mengeksplorasi informasi dan pengetahuan kebencanaan masyarakat kampung kota Yogyakarta secara kuantitatif. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data apa dan bagaimana bencana yang terjadi di kampung kota. Dari hasil penelitian akan diperoleh pengetahuan masyarakat kampung kota mengenai kebencanaan, sumber pengetahuan kebencanaan dan kemampuan mitigasi. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penyusunan program mitigasi yang lebih terukur sehingga lebih dapat dipahami oleh masyarakat kampung kota, yang pada akhirnya diharapkan  dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam membangun ketangguhan lokal.

Referensi

Adrisijanti, Inajati. 2007. “Kota Yogyakarta sebagai Kawasan Pusaka Budaya Potensi dan Permasalahannya.†Diskusi Sejarah Kota dan Perubahan Sosial dalam Perspektif Sejarah, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 11-12 April. 2007. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/wp-content/uploads/sites/24/2014/11/Kota_Jogja-Inajati.pdf.

Asian Disaster Preparedness Center. 2016. “Report on Disaster Risk Reduction and Resilience in Asia: Unpacking the Post Agenda 2015.†2016. http://www.adpc.net/igo/category/ID1091/doc/2016-kOFr37-ADPC-publication_RR&RWEB-3.pdf.

Birhanu, Zewdie, Argaw Ambelu, Negalign Berhanu, Abraraw Tesfaye, dan Kifle Woldemichael. 2017. “Understanding Resilience Dimensions and Adaptive Strategies to the Impact of Recurrent Droughts in Borana Zone, Oromia Region, Ethiopia: A Grounded Theory Approach.†International Journal of Environmental Research and Public Health 14 (2). https://doi.org/10.3390/ijerph14020118.

Budiarto, Luki. 2003. “Dweller and Stranger: Socio Culture Entity, Space Use and Spatial Configuration in Kampung Settlements of Jakarta Indonesia.†In Proceedings . 4th International Space Syntax Symposium, 79.1-79.16. London.

Budiharjo, Eko. 1992. Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Alumni.

Cutter, Susan L., Christopher G. Burton, dan Christopher T. Emrich. 2010. “Disaster Resilience Indicators for Benchmarking Baseline Conditions.†Journal of Homeland Security and Emergency Management 7 (1). https://doi.org/10.2202/1547-7355.1732.

Dovey, Kim. 2015. “Sustainable Informal Settlements?†In Procedia - Social and Behavioral Sciences, 179:5–13. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.02.406.

Ernawati, Rita, Happy Ratna Santosa, dan Purwanita Setijanti. 2013. “Facing Urban Vulnerability through Kampung Development, Case Study of Kampungs in Surabaya.†Humanities and Social Sciences 1 (1): 1–6. https://doi.org/10.11648/j.hss.20130101.11.

Gaillard, Jean-Christophe. 2010. “Vulnerability, Capacity and Resilience: Perspectives for Climate and Development Policy.†Journal of International Development: The Journal of the Development Studies Association 22 (2): 218–32.

Guinness, Patrick. 1986. Harmony and Hierarchy in a Javanese Kampung. New York: Oxford University Press.

Hutama, Irsyad Adhi Waskita. 2016. “Exploring the Sense of Place of an Urban Kampung, Through the Daily Activities, Configuration od Space and Dweller’s Perception: Case Study of Kampung Code Yogyakarta.†Faculty of Geo-Information Science and Earth Observation of the University of Twente. Holland.

Maharika, Ilya Fadjar. 2011. “Architecture of Kampung ’ s Abstract Machine.†In UIA 2011 Tokyo Academic Program, 667–71.

McCarthy, Paul. 2003. “The Case of Jakarta, Indonesia.†Understanding Slums : Case Studies for the Global Report 2003. UN Habitat. https://www.ucl.ac.uk/dpu-projects/Global_Report/pdfs/Jakarta.pdf.

Newberry, Jan. 2008. “Double Spaced: Abstract Labour in Urban Kampung.†Anthropologica 50 (2): 241–53.

Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (P2MB). n.d. “Pendidikan Siaga Bencana Sejak Dini.†http://p2mb.geografi.upi.edu/.

Rahmi, Dwita Hadi, Bambang Hari Wibisono, dan Bakti Setiawan. 2001. “Rukun and Gotong Royong: Managing Public Places in an Indonesian Kampung.†In Public Places in Asia Pacific Cities, 119–34. https://doi.org/10.1007/978-94-017-2815-7_6.

Roychansyah, Muhammad Sani. 2011. “Optimum Density Strategy in Kampung Oriented Development : Propositions Based on Characteristics of Density Condition in Yogyakarta City.†In 5th Conference of International Forum on Urbanism, Global vision: Risks and opportunities for the urban planet, 24-26 July 2011. http://globalvisions2011.ifou.org/.

Setiawan, Bakti. 2010. “Kampung Kota dan Kota Kampung: Tantangan Perencanaan kota di Indonesia.†Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Perencanaan Kota UGM. Yogyakarta, 28 Oktober 2010: Universitas Gadjah Mada.

Sudaryanto, Agus. 2005. “Kebiasaan dalam Perjanjian Sewa Menyewa Kamar Pondokan Mahasiswa.†Jurnal Mimbar Hukum 51 (X). Fakultas Hukum UGM.

Sullivan, John. 1986. Kampung and state: The role of government in the development of urban community in Yogyakarta. Cornell University Southeast Asia Program.

Suyuti, Haryadi. 2014. “Yogyakarta City Disaster Risk Resilience: Living in Harmony.†In Increasing the Resilience of Cities in Middle East and North Africa, 1–10. Marseille, France – May 22-23, 2014: MENA Urbanization Knowledge Platform Conference.

Turner, John F.C. 1985. Housing By People: Towards Autonomy in Building Environments. Marion Boyars Publishers.

Twigg, John. 2009. Characteristics of a disaster-resilient community: a guidance note (version 2). DFID Disaster Risk Reduction NGO Interagency Group. http://discovery.ucl.ac.uk/1346086/.

UN Office for Disater Risk Reduction. 2012. “Making Cities Resilient Report 2012.†https://www.unisdr.org/campaign. 2012. https://www.unisdr.org/files/28240_rcreport.pdf.

Widjaja, Giosia Pele. 2013. Kampung-Kota Bandung. Graha Ilmu.

Unduhan

Diterbitkan

05/01/2019

Cara Mengutip

Damanik, I. I., Setiawan, B., Roychansyah, M. S., & Usman, S. (2019). Pemahaman Masyarakat Mengenai Bencana Di Lingkungan Kampung Kota Di Yogyakarta. Jurnal Permukiman, 14(1), 35–44. https://doi.org/10.31815/jp.2019.14.35-44

Terbitan

Bagian

Artikel