Model Perhitungan Kandungan Emisi Co2 pada Bangunan Gedung Co2

Penulis

  • Arief Sabaruddin 1Pusat Litbang Permukiman Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan-Kabupaten Bandung 40393
  • Tri Harso Karyono Fakultas Arsitektur Universitas Tarumanegara dan Peneliti BPPT
  • Rumiati R. Tobing Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Parahyangan Jl. Ciumbuleuit No. 94 Bandung

DOI:

https://doi.org/10.31815/jp.2011.6.154-163

Kata Kunci:

Efek gas rumah kaca, pemanasan global, bangunan gedung

Abstrak

Meningkatnya kandungan CO2 di atmospher telah menyebabkan efek gas rumah kaca, yang mengakibatkan naiknya temperatur bumi, sehingga terjadi pencairan cadangan es di kutub utara dan selatan serta cadangan es di dataran tinggi. Peningkatan gas CO2 disebabkan oleh proses pembakaran yang dibutuhkan dalam menjalankan sarana dan prasarana penunjang kehidupan kehidupan dan penghidupan manusia. Bangunan gedung berpeluang mengeluarkan 30% dari total emisi CO2 yang dihasilkan oleh kehidupan manusia. Terdapat 2 cara emisi CO2 yang berasal dari bangunan, yaitu emisi CO2 yang dihasilkan ketika proses pembangunan (embodied CO2 emission) serta emisi CO2 yang dihasilkan pada pemanfaatan bangunan. Konsep green building adalah salah satu pendekatan untuk menjamin terjaganya kualitas lingkungan agar tetap langgeng. Salah satu indikatornya adalah bangunan tersebut harus mengkonsumsi energi secara efisien sampai dengan zero energy. Namun nyatanya pemanasan global belum dapat diukur oleh besar konsumsi energi, akan tetapi dari besarnya emisi CO2 yang dihasilkan oleh bangunan. Hal tersebut disebabkan, besarnya emisi CO2 yang dihasilkan oleh setiap pembangkit listrik memiliki nilai yang berbeda-beda. Pembangkit listrik tenaga uap dengan batu bara menghasilkan emisi CO2 940 gr CO2 setiap 1 kWh, sedangkan energi listrik tenaga diesel menghasilkan 581 gr CO2 untuk 1 kWh. Sebagai upaya mitigasi terhadap pemanasan global, sudah saat-nya, besarnya emisi CO2 yang dihasilkan oleh bangunan tersebut dikendalikan. Proses pengendalian dapat dilakukan pada tahap perencana an maupun tahap pelaksanaan, sebagai upaya untuk menurunkan emisi CO2 yang dikandung oleh bangunan. Untuk menunjang proses perencanaan bangunan gedung rendah emisi CO2 tersebut diperlukan tools, yang berfungsi untuk mengukur/menghitung besarnya emisi CO2 pada bangunan. Tools tersebut akan memberi informasi besarnya harga satuan emisi CO2 pada bangunan gedung per meter persegi (HSEBG).

Referensi

_______________, 2008. SNI Analisa Biaya Konstruksi. BSN-Pusat Litbang Permukiman, Jakarta – Bandung

BSN-Pusat Litbang Permukiman, Jakarta – Bandung

Brenda, Vale, R., 1991. Green Architecture, Design for an Energy-Conscious Future. A Bulfinch Book. Little, Brown and Company. London.

Calkins, M., 2009. Materials for Sustainable Sites. John Wiley & Sons. Inc. Canada.

Fatiah, A.A., 2008. Global Warming. Sebuah Isyarat Dekatnya Akhir Zaman dan Kehancuran Dunia. Granada Mediatama. Jawa Tengah.

Fay, R., Treloar, G., Iyer-Raganiga, U., 2000. Life-cycle Energy Analysis of Building: a case study. Journal Building Research & Information. E. & FN Spon.

Gielen, D.J., 1997. Building Material and CO2. Western Europe Emission Reductions Strategies. Netherlands Energy Research Fondation ECN.

Seo, S., & Y. Hwang, 2001. Estimation of CO2 Emission in Life-cycle of Residential Building. Journal of Construction, Engineering and Management. Vol 127. No. 5 September – October.

UNEP, 2008. Kick the Habit, a UN Guide to Climate Neutrality. UNEMG. UNEP/GRID-Arendal.

Unduhan

Diterbitkan

11/08/2011

Cara Mengutip

Sabaruddin, A., Karyono, T. H., & Tobing, R. R. (2011). Model Perhitungan Kandungan Emisi Co2 pada Bangunan Gedung Co2. Jurnal Permukiman, 6(3), 154–163. https://doi.org/10.31815/jp.2011.6.154-163

Terbitan

Bagian

Terbitan Terdahuklu