Penanggulangan Getaran pada Pelat Lantai Beton Bertulang
DOI:
https://doi.org/10.31815/jp.2015.10.1-10Kata Kunci:
Getar pada balok, pelat lantai, beton bertulang, rangka batang baja, antisipasi getarAbstrak
Getaran pada sistem pelat lantai gedung bertingkat dapat terjadi akibat eksitasi yang timbul dari kegiatan manusia yang bersifat ritmik seperti gerakan berlari, menari dan aerobik. Getaran yang berlebihan pada sistem pelat lantai gedung bertingkat, umumnya tidak terkait dengan keamanan gedung, tapi terkait dengan ketidaknyamanan penghuninya. Getaran yang berlebihan pada sistem pelat lantai dapat terjadi pada gedung bertingkat yang memiliki : (a) sistem pelat lantai yang ringan karena penggunaan bahan bangunan mutu tinggi atau bahan komposit pada elemen-elemen struktur gedung seperti balok yang memungkinkan elemen-elemen struktur tersebut dirancang lebih kecil atau lebih tipis, (b) sistem lantai berbentang panjang dengan kekakuan yang rendah dimana frekuensi alami lantai yang dominan cenderung rendah dan mendekati frekuensi eksitasi, dan (c) sistem lantai dengan nilai damping yang rendah sebagai akibat dari penggunaan partisi dan barang-barang furnitur yang lebih sedikit. Ketiga hal tersebut menyebabkan getaran pada sistem pelat lantai menjadi berlebihan dan menyebabkan rasa tidak nyaman dan gangguan bagi penghuni gedung. Getaran pada sistem pelat lantai yang menimbulkan ketidaknyamanan tersebut dapat terjadi pada sistem pelat lantai yang memiliki frekuensi getar (fn) kurang dari 8 Hz. Untuk mengurangi getaran tersebut frekuensi (fn) sistem pelat harus ditingkatkan hingga mendekati 8 Hz. Makalah ini membahas metode reduksi getar pada sistem pelat lantai beton bertulang melalui penambahan kekakuan pada balok induknya dengan menggunakan rangka baja hollow yang ditempelkan di kedua sisi badan balok induk tersebut. Sebagai studi kasus, metode ini diterapkan pada gedung yang berfungsi sebagai tempat ibadah, berlokasi di Indonesia bagian timur. Lantai-2 gedung ini mengalami getaran yang berlebihan ketika digunakan untuk kegiatan yang bersifat ritmik. Dalam studi ini, sistem lantai dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis modal pada program SAP.2000. 11.1. Hasil analisis memperlihatkan bahwa penanggulangan getaran menggunakan rangka batang baja hollow yang ditempelkan dikedua sisi badan balok induk cukup efektif dalam mengubah frekuensi getar sistem lantai dari semula 3,6 Hz menjadi 8,62 Hz.
Referensi
Asraf Habibulah. 1995. Analysis Structure Program, SAP 2000.11.1.
Bachmann H. 1995. “Vibration Problems in Structures : Practical Guidelinesâ€. Birkhäuser Verlag, Berlin.
Collette F. 2004. “Comfort and Vibrations on Floors due to Walking Loadsâ€. COWI Publications, The Scandinavian Vibration Society (SVIB).Stockholm.
Computers & Structures. Vol. 83. Issues 28-30; Nov pp 2488-2494.
Hanagan L. and Murray T. 1997. “Active Control Approach for Reducing Floor Vibrationsâ€. Journal of Structural Engineering, Nov pp1497-1505.
Haritos N., Gad E., Wilson J. 2005. “Evaluating the Dynamic Characteristics of Floor Systems using Dynamic Testingâ€. Proceedings of ACAM2005, Melbourne, Australia, pp 225-230.
Katalog Profil Baja. 2008. Pabrik Baja Krakatau Steel.
Koo J., 2003. “Using Magneto-Rheological Dampers in Semiactive Tuned Vibration Absorbers to Control Structural Vibrationâ€. Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University.
Setareh M. 2006. “Pendulum Tuned Mass Dampers for Floor Vibration Controlâ€. Journal of Performance of Construction Facilities.
Technical Note, E70. APAEWS. September 2004. “Minimizing Floor Vibration by Design And Retrofitâ€. ADAPT Corporation, Redwood City. California, USA