Perkembangan Tipologi Rumah Vernakular dan Responnya terhadap Bahaya Gempa Studi Kasus: Desa Duku Ulu, Bengkulu
DOI:
https://doi.org/10.31815/jp.2010.5.107-115Kata Kunci:
Rumah vernakular, gempa, Desa Duku UluAbstrak
Desa Duku Ulu, Bengkulu merupakan salah satu desa tua di Kabupaten Rejang Lebong, yang sudah sering mengalami kejadian gempa yang menyebabkan banyak bangunan yang rusak (ringan, sedang, dan berat). Uniknya terdapat beberapa bangunan vernakular khas daerah tersebut yang masih bert ahan (hanya mengalami rusak kecil). Sayangnya kelebihan ini tidak dipotensialkan oleh masyarakat, perkembangan bangunan yang muncul sekarang justru banyak mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi adalah perubahan bentuk, sistem struktur, material yang digunakan, dan sistem konstruksi (sambungan). Terdapat 5 tipologi bangunan vernakular di desa ini yang merupakan hasil perkembangan bangunan yang ada. Tipologi 1 merupakan rumah lama masyarakat Rejang (yang keberadaannya sudah sangat jarang, yang dinyatakan masyarakat sebagai rumah paling tua di Rejang Lebong, yang terbuat dari kayu yang dibangun sekitar tahun 1800-an). Tipologi 2 merupakan perkembangan dari tipologi 1 tetapi dengan bentuk yang lebih sederhana (hanya tinggal 5 bangunan). Tipologi 3 merupakan tipologi kolonial, yang pembangunannya dibantu oleh Belanda sekitar tahun 1924. Tipologi 4 merupakan tipologi yang dibangun oleh tukang dari Sungai Musi (Palembang), yang dibangun sekitar tahun 1980-an. Tipologi yang terakhir adalah tipologi 5 yang banyak dikembangkan oleh penduduk yang dibangun tahun 1990-an. Perubahan bentuk yang terjadi menunjukkan perkembangan bangunan rumah vernakular kearah pengurangan terhadap respon gempa, yang dapat dilihat dari bentuk bangunan, sistem struktur bangunan, material yang digunakan, dan sistem konstruksi (sambungan). Gempa yang seharusnya menjadi indikator peningkatan pengetahuan lokal penduduk untuk merespon gempa justru tidak terjadi. Kejadian gempa menyebabkan semakin buruknya respon bangunan terhadap resiko gempa. Tidak heran ketika gempa tahun 1979, 1997, dan 2000 banyak bangunan rumah vernakular tersebut yang rusak berat. Hilangnya kemampuan penduduk disebabkan oleh 3 faktor, yaitu: 1) semakin berkurangnya ahli (tukang) yang membangun bangunan, 2) susahnya mencari material kayu, 3) budaya instan, yang ingin cepat membangun rumah.
Referensi
Triyadi, Sugeng, Harapan, Andi, Pribadi, Krishna S., Hidayat, B. 2009. Indigenous Knowledge on House Building System in West Sumatra and Southern-West Java, Indonesia. Text Book Indigenous Knowledge and Disaster Risk Reduction, From Policy to Practice, Editor : Rajib Shaw, Anshu Sharma, Yukiko Takeuchi. USA: NOVA Publisher.
Ambrose, James & Vergum, Dimitry. 1999. Design for Earthquakes. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Brush, Stephen B. & Stabinsky, Doreen. 1996. Valuing Local Knowledge: Indigenous People and Intellectual Property Rights. USA: Island Press.
Boen, Teddy. 1978. Manual Bangunan Tahan Gempa (Rumah Tinggal). Jakarta: Teddy Boen & Rekan.
Boen, Teddy et al. 1995. Manual Perbaikan dan Perkuatan Bangunan yang Rusak Akibat Gempa Bumi. Jakarta: Teddy Boen & Rekan.
Ellen, Roy; Parkes, Peter; & Bicker, Alan. 2005. Indigenous Environmental Knowledge and Its Transformations. Amsterdam: Harwood Academic Publisher.
Gutierrez, Jorge. 2004. “Notes on the Seismic Adequacy of Vernacular Buildingsâ€. 13th World Conference on Earthquake Engineering. Vancouver. B.C. Canada August 1-6. Paper No. 5011.
Jigyasu, Rohit. 2002. Reducing Disaster Vulnerability through Local Knowledge and Capacity. Dissertation of Faculty of Architecture and Fine Art, Department of Town and Regional Planning, Norwegian University of Science and Technology.
Rapoport, A. 1969. House, Form and Culture. London: Prentice-Hall International, Inc.
Triyadi, Sugeng & Harapan, Andi. 2007. Kajian Pengetahuan Lokal-Indigeneous Struktur dan Konstruksi Tahan Gempa pada Rumah Vernakular Sunda di Pangandaran. Laporan Riset KK-Teknologi Bangunan, Institut Teknologi Bandung.
Triyadi, Sugeng & Harapan, Andi. 2008. Studi Sistemik Bangunan Vernakular Sunda. Laporan Riset KK-Teknologi Bangunan 2008, Institut Teknologi Bandung.
Triyadi, Sugeng dan Harapan, Andi. 2008. “Kearifan Lokal Rumah Vernakular di Jawa Barat Bagian Selatan dalam Merespon Gempaâ€. Jurnal EMAS, Fak. Teknik UKI, Jakarta, Vol. 18, No. 2, Mei 2008-a, ISSN: 0853-9723, Halaman 123-134.
Triyadi, Sugeng & Harapan, Andi. 2008. “Kajian Struktur & Konstruksi Bangunan Rumah Rakyat (Vernakular) dari Konsep Sustainabilitasâ€. Prosiding Seminar Nasional Universitas Budi Luhur, Jakarta, hal. 2.1-2.15, 8 April 2008-b, ISBN 978-979-15842-1-0.
Triyadi, Sugeng & Harapan, Andi. 2008. “Sustainable House Design in Vernacular Housing, Case Study: Dukuh Kampong, West Javaâ€. International Proceeding "Green Architecture & Environment", Hasanudin Universities, Makassar, 14 October 2008-c, Halaman 109-118, ISBN: 878-979-15469-4-2.
Triyadi, Sugeng. 2009-a. “Penggunaan Bambu sebagai Material Bangunan pada Rumah Tradisional-Vernakular Sunda di Jawa Barat, Studi Kasus: Kampung Cikondang dan Kampung Dukuhâ€. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Bambu sebagai Bahan Bangunan Ramah Lingkungan, Yogyakarta.
Triyadi, Sugeng & Harapan, Andi, 2009-b, Potensi- Potensi Lokal untuk Mereduksi Resiko Gempa pada Bangunan Rumah Vernakular Lampung Barat (Liwa, Belalau, dan Sekitarnya), Prosiding Seminar Nasional Universitas Teknologi Yogyakarta, Jakarta.