Jurnal Permukiman //jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP <p><strong>Jurnal permukiman</strong> adalah majalah berkala yang memuat karya tulis ilmiah dari hasil-hasil penelitian, pengembangan, kajian atau gagasan dalam bidang permukiman meliputi kawasan perkotaan/ pedesaan, bangunan gedung yang berada di dalamnya, serta sarana dan prasarana yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. JURNAL PERMUKIMAN diterbitkan oleh <strong>Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat</strong>.</p> <table style="font-size: 16px; height: 178px; width: 555px; margin-left: 1rem;"> <tbody> <tr> <td>Nama Jurnal</td> <td>: Jurnal Permukiman</td> </tr> <tr> <td>Frekuensi Terbit</td> <td>: Mei dan November</td> </tr> <tr> <td>ISSN Print</td> <td>: <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/1907-4352" target="_blank" rel="noopener">1907-4352</a></td> </tr> <tr> <td>ISSN Elektronik</td> <td>: <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2339-2975" target="_blank" rel="noopener">2339-2975</a></td> </tr> <tr> <td>Kontak Email</td> <td>: jurnalpermukiman@pu.go.id</td> </tr> <tr> <td> </td> <td> </td> </tr> </tbody> </table> <p> </p> Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan id-ID Jurnal Permukiman 1907-4352 Pemilihan Sistem Air Limbah-Lumpur Tinja Komunal Menggunakan Analisis Klaster Hirarki //jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/view/544 <p><em>Pengelolaan lumpur tinja dari instalasi pengolahan air limbah (IPAL) desentralisasi merupakan tantangan di kawasan permukiman yang memiliki keterbatasan akses ke sarana pengolahan lumpur tinja terpusat. Pada tulisan ini, dikaji pemilihan dan strategi pengembangan sistem IPAL komunal dan pengolahan lumpur tinja terintegrasi (SIPAL-LT). Faktor-faktor dominan keberlanjutan pengembangan IPAL menentukan pemilihan SIPAL-LT, yaitu faktor sistem pengolahan, pengelolaan, lingkungan, dan karakteristik masyarakat. Pengembangan IPAL terintegrasi di lokasi studi ditentukan berdasarkan profil keberlanjutan, pilihan teknologi, dan profil pengembangan SIPAL-LT. Pemilihan dan penentuan prioritas pengembangan SIPAL-LT dianalisis dengan metode klaster hirarki, sedangkan strategi pengembangannya menggunakan analisis kuadran. Pilihan SIPAL-LT dapat dikembangkan pada klaster yang memiliki karakteristik, yaitu air limbah domestik berkategori pencemar rendah-sedang, pengguna IPAL komunal eksisting lebih dari 60% kapasitas, lumpur tinja berkategori pencemar rendah, tingkat pemeliharaan IPAL komunal berkategori rendah-sedang, indeks efektifitas IPAL komunal lebih dari 60%, dan tingkat partisipasi masyarakat berkategori sedang-tinggi. Pilihan SIPAL-LT terbaik berada di lokasi studi yang telah memanfaatkan IPAL komunal teknologi biofilter atau digester anaerobik, sedangkan pengolahan lumpur tinja direncanakan menggunakan sistem constructed wetland atau kombinasi sistem sludge drying bed dan sistem co-composting</em></p> Elis Hastuti Benny Joy Unang Supratman Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Permukiman https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-05-21 2024-05-21 19 1 01 13 10.31815/jp.2024.19.01-13 Estimasi Emisi Metana (Ch4) Di Tempat Pembuangan Akhir Kota Pekanbaru Menggunakan Dispersi Aermod //jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/view/530 <p><em>Gas metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang mempunyai potensi 21 kali lebih kuat dari pada C0<sub>2</sub>. Oleh karena itu, perlu dilakukan estimasi kualitas polutan yang dilepaskan oleh TPA di seluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah memprediksi jumlah metana yang diemisikan dari TPA Muara Fajar 2 kota Pekanbaru dengan menggunakan model Landfill Gas Emissions (LandGEM). AERMOD digunakan untuk memodelkan sebaran polutan yang dihasilkan oleh TPA. Model ini membutuhkan data meteorologi seperti suhu, temperatur, arah angin, kecepatan angin, radiasi, tekanan udara, tutupan awan, kelembaban dan ketinggian dasar awan. Parameter meteorologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data meteorologi yang diperoleh dari Climate Data Store (CDS) kota Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puncak emisi metana yang dihasilkan TPA Muara Fajar 2 sebesar 19.290 Mg/tahun pada tahun 2049. Penyebaran polutan menunjukkan hasil bahwa pada tahun 2022 TPA Muara Fajar 2 menghasil dispersi sebesar 2447814 μg/m<sup>3</sup>. Polutan gas metana yang dihasilkan oleh TPA Muara Fajar 2 tidak memberi dampak bagi lingkungan sekitar.</em></p> Dinda Lestari Yulia Fitri Sri Fitria Retnawaty Nofia Rahmadani Sri Mulyani Selvia Mulyani Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Permukiman https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-05-21 2024-05-21 19 1 14 22 10.31815/jp.2024.19.14-22 Karakteristik Spasial Permukiman Topo Da’a Di Dataran Rendah Sulawesi Tengah //jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/view/531 <p class="7IsiAbstrak"><em><span lang="EN-US">Komunitas Topo Da’a merupakan salah satu Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang ada di Sulawesi Tengah. Dikenal sebagai komunitas yang biasa hidup berpindah-pindah tempat di hutan pegunungan kemudian menetap di luar hutan. Permukiman Topo Da’a tersebar di sepanjang lereng pegunungan Kamalisi, baik di dataran rendah, dataran tinggi maupun di pegunungan. Bermukim di wilayah yang berbeda eksisting dengan tempat asalnya berpengaruh terhadap pola ruang dan bentuk huniannya. Terutama yang bermukim di dataran rendah dekat pusat kota. Permasalahan penelitian adalah bagaimana bentuk pola permukiman komunitas tersebut saat berpindah-pindah kemudian menetap dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi karakteristik spasial permukiman Topo Da’a yang berada di dataran rendah khususnya yang bermukim dekat pusat kota serta perubahan yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber informasinya adalah Totua adat Topo Da’a Kalora dan Lekatu, tokoh masyarakat, warga Topo Da’a Kalora di Desa Kalora dan Lekatu di kelurahan Tipo. Unit informasinya adalah data fisik dan data non fisik yang diperoleh melalu wawancara dan observasi partisipan. Sedangkan unit amatan yaitu unit rumah, pola hunian, serta aktifitas sosial, ekonomi dan budaya Pengambilan dan penentuan sampel secara purposive sampling dengan teknik snowball sampling. Ada sekitar 15 informan yang diwawancarai dalam penelitian ini. Teknik analisis yang digunakanadalahanalisis induktif, Data-data deskriptif dianalisis menurut isinya (content analysis). Hasil penelitian menemukan adanya perubahan dari pola mengelompok berdasarkan kelompok kerabat keluarga sekitar Bantaya menjadi mengelompok yang berorientasi pada jalan (pola linier). Faktor pembentuk pola hunian adalah ikatan kekerabatan, filosofi Topo Da’a, Bantaya, dan ruang interaksi bersama.</span></em></p> Zulfitriah Masiming Amar Zubair Butudoka Ahda Mulyati Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Permukiman https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-05-21 2024-05-21 19 1 23 31 10.31815/jp.2024.19.23-31 Hubungan Antara Tingkat Kekumuhan Dengan Kondisi Sosial Ekonomi Penghuni Permukiman Kumuh Di Kelurahan Pasar Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara Sumatera Utara //jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/view/546 <p><em>dapat menyebabkan masalah serius dalam bidang kesehatan, lingkungan, dan sosial ekonomi. Kondisi sosial ekonomi penghuni permukiman kumuh pada umumnya buruk karena kurangnya keterampilan fungsional, pendidikan yang tidak layak dan sumber pendapatan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kekumuhan berdasarkan struktur bangunan rumah di Kelurahan Pasar Gunung Tua, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam munculnya kekumuhan rumah di Kelurahan Pasar Gunung Tua, Kabupaten Padang Lawas Utara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif. Pengambilan sampel terhadap masing-masing lingkungan menggunkan metode Proporsional Stratified Random Sampling, sedangkan teknik sampling yang digunakan untuk penilain pada rumah menggunakan Random Sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis skoring, crosstab, dan uji chi-square dengan menggunkan perangkat lunak SPSS. Berdasarkan analisis skoring penilaian kondisi rumah, terdapat variasi tingkat kekumuhan yaitu tingkat kumuh berat. Adapun variabel yang menentukan kekumuhan rumah dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa pembeda utama berkaitan dengan faktor sosial ekonomi, yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan penduduk di Kelurahan Pasar Gunung Tua.</em></p> Ulpiah Nora Harahap Lutfhi Muta’Ali Andri Kurniawan Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Permukiman https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-05-21 2024-05-21 19 1 32 44 10.31815/jp.2024.19.32-44 Identifikasi Pola Pemukiman Dan Saluran Pemasaran Pertanian Komoditi Hortikultura Di Kecamatan Suliki //jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/view/545 <p><em>Pola permukiman yang ada di pedesaan akan mempengaruhi bagaimana distribusi hasil pertanian dilakukan. Pola permukiman yang efisien dan strategis dapat mempengaruhi aksesibilitas petani atau produsen ke pasar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola permukiman di Kecamatan Suliki dan mengetahui hubungan pola permukiman dengan saluran pemasaran di Kecamatan Suliki. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai bulan Juli tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis tetangga terdekat (nearest neighbor analysis) dan regresi linier. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan di Indonesia untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan antara pola permukiman dan keputusan petani menentukan saluran pemasaran. Pada penelitian terdahulu disebutkan bahwa Keputusan petani memilih saluran pemasaran dipengaruhi berbagai faktor seperti jarak ke pasar dan aksesibilitas. Dua hal tersebut secara tidak langsung terbentuk karena pola permukiman penduduk. Namun belum ada yang secara jelas menyatakan tentang hubungan pola permukiman dan saluran pemasaran. Sementara pada penelitian Wang (2021) disebutkan bahwa perubahan pola permukiman terjadi karena pengaruh beberapa faktor, salah satu faktor tersebut adalah sistem pemasaran hasil pertanian. Saluran pemasaran merupakan bagian dari sistem pemasaran tersebut. Jadi hipotesis awal dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pola permukiman dan saluran pemasaran. Dari hasil penelitian ini diketahui pola permukiman di Kecamatan Suliki beragam, yaitu dua nagari berpola mengelompok, tiga nagari berpola acak, dan satu nagari berpola seragam. Hasil penelitian ini juga membuktikan kebenaran dari hipotesis awal bahwa pola permukiman mempunyai hubungan dengan saluran pemasaran. Ini artinya pola permukiman mempengaruhi petani dalam memilih saluran pemasaran.</em></p> Rizqha Sepriyanti Burano Hani Putri Teguh Haria Aditia Putra Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Permukiman https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-05-21 2024-05-21 19 1 45 55 10.31815/jp.2024.19.45-55